semalem, tanggal 22 November 2009, saya menjajal kemampuan fisik dan motor saya,
berangkat selepas maghrib, saya memacu motor saya membelah gelapnya malam menuju Sungai selan,
Untung masih sore, jadi jalanan tidak terlalu sepi. Kupacu motor di kisaran 70-80 kmh, tidak terlalu ngebut memang, apalagi di jalanan yang belum saya ketahui benar seluk-beluknya.
Beruntung jalanan di Pulau Bangka ini mulus-mulus, tidak banyak lubang dan gelombang, mungkin karena trafik di sini nggak terlalu padat dengan muatan yang tidak dipaksakan seperti jalan Pantura
Saya menikmati betul lika-liku jalan Pangkalpinang-Sungai Selan ini, dengan sesekali memacu motor saya melibas kendaraan yang lain yang berjalan lebih pelan, rintik2 hujan mengiringi perjalanan saya kemarin malam.
Tiba di Sungai Selan pukul 18.50, sekitar 15 menit sebelum sholat isya, segera saya mencari Masjid atau Mushola untuk sekedar istirahat dan sholat Isya, memang niat saya sekedar Isya di Sungai Selan, setelah itu balik lagi, sekedar mengusir kejenuhan aktivitas saya yang monoton di Pangkalpinang.
Selesai sholat, segera saya meninggalkan mushola kecil tempat saya beristirahat. Saya sengaja mengambil jalan memutar melewati Pelabuhan Sungai Selan, aktivitas pelabuhan masih tampak, walaupun matahari sudah dari tadi beristirahat di ufuk barat.
Perahu-perahu kayu berjajar di pelabuhan kecil itu. Di kanan-kiri jalanan Sungai Selan banyak diparkir truk-truk berukuran sedang, menunggu diberangkatkan atau sekedar beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan ke penjuru Pulau Bangka setelah seharian diombang-ambingkan arus laut dalam perjalanan menuju Kota Pelabuhan ini
Jalanan makin sepi selepas meninggalkan kota kecil ini. Hanya beberapa sepeda motor yang nampak lampu belakangnya memendar kemerahan di depan saya, tidak membutuhkan waktu lama, saya salip konvoi kecil sepeda motor tersebut, rupanya mereka menuju keramaian di desa tetangga yang digelar sepanjang jalan yang saya lewati sebelumnya. Saat berangkat tadi situasi pasar kaget ini belum terlalu ramai, maklum habis maghrib biasanya orang-orang kampung belum keluar rumah, mereka menunggu Sholat Isya sebelum melanjutkan aktivitas mereka yang lain.
Beberapa kilometer mendekati kota Pangkalpinang, hujan turun dengan deras, kepalang basah, saya terus saja memacu motor saya. Di tengah terpaan hujan dan dinginnya angin malam, akhirnya sampai juga di kota Pangkalpinang pada pukul 20.25. langsung deh mandi dan beristirahat.