Tanggal 1 Mei kemarin, selepas sholat maghrib di Masjid Al-Furqon Bukit Baru saya nekat melajukan si Jalibang menjajal Jalan Lintas Timur Bangka malam hari.
Satu-dua kendaraan masih saya temui menjelang Jembatan Baturusa 3. Selepas jembatan jalanan berubah jadi jalanan lengang tanpa ada satu kendaraan pun. Progress pengejrjaan Jalintin ini lumayan cepat, terakhir saya melewati ini di touring sebelumnya, ada beberapa jalan yang diaspal tetapi masih berupa kerikil kasar. Malam itu jalan selepas jembatan sudah mulus, full hotmix, kalau seberang jembatan sisi pangkalpinang memang belum jadi masih dalam pengerjaan.
Saya menikmati betul hempasan angin di wajah saya yang bermasker selembar slayer, banyak serangga-serangga kecil yang menghantam muka saya, tetapi saya tidak berani memakai kacamata gelap saya. tentu saja karena jalanan sangat gelap, hanya mengandalkan sorot lampu motor sendiri.
Kanan-kiri jalan masih berupa hamparan tanah kosong, tetapi begitu memasuki jalan setelah Pantai Rebo, jalan lebih sempit, kanan-kiri jalan berupa semak belukar yang bahan memenuhi bahu jalan. Ada sedikit rasa takut yang menyergap diri saya, takut ada sesuatu keluar dari semak belukar (anjing misalnya, karena ada teman yang sampai ndlosor karena menabrak hewan ini), takut ada begal, juga takut ada "sesuatu" yang nangkring di dahan pohon atau malah nebeng di jok belakang saya, haha....
Tetapi sebelum memasuki jalan ini, saya sudah baca aji-aji dari kanjeng Nabi Muhammad saw. bahwa kalau kalian memasuki tempat asing bacalah "'audzu bikalimatillahi ttaammati min syari ma khalaq", aku berlindung dengan Nama ALLAH dari kejelekan makhluk ciptaannya. Alhamdulillah sepanjang jalan hati tenang, walau kadang ada letupan-letupan sedikit.
Ada dua spot yang mebuat bulu kuduk agak meremang, pertama, hamparan kebun mangga di kanan jalan yang totally dark dengan kontur kebun yang menurun ke bawah di lereng yang menuju ke laut. Saat melintas siang hari ada rumah kayu berada di tengah-tengah kebun tersebut. Menurut cerita-cerita jin paling suka bertempat tinggal di pohon, banyak juga kisah-kisah penampakan makhluk halus yang sedang nangkirng di pohon. kebun ini tidak panjang, kira-kira dua ratus meter.
Berikutnya kebun juga, tapi nggak tahu kebun apa, yang berada setelah tempat ibadah umat Budha. Jadi setelah kebun mangga tadi ada jalan terbuka yang pandangannya dapat lepas ke laut di depan kuil tadi. Di sana ada jalan "S" yang sangat tajam tikungannya setelah turunan tajam di depan kuil, nah spot kedua berada setelah tikungan tajam ini.
Jalan Lintas Timur Bangka |
Entah mengapa, menurut saya jalanan di sekitar kedua kebun tadi lebih gelap dibanding jalan lainnya. Di sini saya tidak menjumpai satu pun kendaraan yang melintas. Walaupun di sana ada satu dua rumah penduduk. dari jalan terbuka di depan kuil, Pantai Tanjung Pesona jelas terlihat kelap-kelip lampunya, memang jarak sudah tidak terlalu jauh lagi. Kalau dilihat di peta bagian yang menjorok ke laut itulah kedua spot tadi.
Dari persimpangan Tanjung Pesona jalan mulai ramai, hingga sampai kota Sungailiat.
Setelah lihat postingan sebelumnya ternyata saya pernah juga menjalani night touring juga, dengan pemilihan waktu yang sama yaitu antara Maghrib dan Isya, ini linknya , http://ariftrio.blogspot.com/2009/11/petualangan-antara-maghrib-isya.html.
Solo night touring berikutnya juga mengambil waktu antara Maghrib dan Isya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar