25 November 2012

Peredam Kejut pada Sepeda Motor (2)

Setelah beberapa hari yang lalu saya menerbitkan postingan tentang peredam kejut bagian depan, sekarang saya mencoba menerjemahkan secara bebas (lagi) artikel dari wikipedia.org. Sebelumnya saya menyangka tulisan tentang peredam kejut dapat selesasi satu postingan, tetapi melihat postingan untuk suspensi depan saja sudah lumayan banyak, maka saya putuskan memisahnya menjadi dua tulisan. Dan ternyata bahasan suspensi belakang juga nggak kalah banyak dengan suspensi depan.

1. Awal Mula Suspensi Belakang

Walau pun suspensi depan sudah ada pada motor-motor keluaran sejak sebelum Perang Dunia I, banyak yang belum memiliki suspensi belakang bahkan sampai setelah Perang Dunia II. Namun ada juga yang sejak dari awal produksi mereka di sebelum Perang Dunia I sudah menggunakan suspensi belakang.
Indian Motor

Per Daun di Bawah Jok

Contohnya pabrikan motor Indian yang sudah menggunakan per daun untuk suspensi belakang motor mereka. Atau motor Pope yang menggunakan per coil.
Pope Motorcycle

Suspensi Belakang yang Unik 

2. Plunger Suspension
Gambar penampangnya
Plunger

Motor-motor yang menggunakan Plunger Suspensi untuk suspensi belakang mereka adalah sebagai berikut : AdlerArielBMWBSAIndianMZNorton, and Zündapp

3. Twin-Shock

Dasar segala suspensi belakang
Swingarm berbentuk H, terpasang pada frame sepeda motor berupa pivot yang dapat mengayun bebas. Suspensi jenis ini merupakan suspensi dasar yang sudah ada sejak dahulu sampai sekarang, yang pada tahun 80an mulai ditinggalkan karena faktor estetik dan penemuan material yang lebih kuat sehingga tidak harus berbentuk seperti ini tetapi fungsinya sama baik dengan suspensi ini.

Keunggulan suspensi ini adalah kekuatannya. Mau ngangkut berapa berat ayo aja, tanpa khawatir rangka patah atau shock ambles. Kebanyakan motor di Indonesia masih menggunakan suspensi ini. 


4. Mono-Shock
versi lama mono-shock

Muncul pertama kali sekitar tahun 1977, terutama untuk motor-motor balap. Dan mulai muncul dalam produksi masal pada awal dekade 80an. Motor dengan suspensi mono shock memiliki peredam kejut tunggal yang menghubungkan swingarm belakang dengan frame motor biasanya peredam kejut ini terletak di depan roda belakang. Motor yang beredar di Indonesia yang menggunakan suspensi ini adalah Yamaha Scorpio, Yamaha Byson, Honda New Mega Pro, Suzuki Inazuma, Suzuki Satria 150F, Kawasaki Ninja 150R/RR,

Mono-shock generasi terbaru menggunakan sebuah linkage ke swingarm belakang. Honda menamakannya pro-link system. Sedang mono-shock generasi lama terhubung dengan linkage yang terletak di bagian atas dan posisinya hampir sejajar secara horizontal. Yang menggunakan suspensi pada motor yang beredar di Indonesia adalah Yamaha Vixion, Keluarga besar motor trail-nya Kawasaki (KLX 150/250, D Tracker X/150,KSR 110), Honda CBR250, Kawasaki Ninja 250R/Injeksi,
versi lebih baru

cara kerja linkage system


Linkage ini terletak di bawah dan langsung menghubungkan swingarm dan peredam kejut. Bagian ini harus sering diberi pelumas karena linkage ini bekerja keras saat berkendara. Dengan adanya linkage ini, peredam kejut dapat dipasang secara vertikal.

Sistem mono shock disebut-sebut meninimalisir momen ke swingarm, dan menyebabkan handling dan pengereman yang lebih baik. Beban yang harus distribusikan ke swingarm yang nantinya diteruskan ke roda hanya bertumpu pada satu titi, shingga lebih stabil saat menikung dan melibas jalanan jelek. Pada twin shock beban dibagi dua sehingga saat menikung ada peredam kejut yang tertekan dan yang lainnya mengendur, yang akan mengurangi kestabilan saat menikung maupun saat keluar dari tikungan.

single-sided arm
Mono shock sendiri masih ada variasinya lagi yaitu single-sided swingarm. Keuntungan single-sider arm ini adalah kemudahan memasang-lepas roda, yang mana akan sangat berguna di arena balap yang membutuhkan waktu yang kompetitif. Perekayasaan single-sided arm ini cukup berat, karena swingarm akan menanggung semua tekanan as roda pada hanya satu sisi. Jika pada swingarm konvensional-dengan dua gandar-butuh kekakuan longitudinal untuk menahan agar tidak melengkung, maka single-sided arm selain kekakuan longitudinal juga memerlukan kekakuan torsional untuk mencegah swingarm melintir saat menahan beban. Oleh karena itu single-sided arm biasanya jauh lebih besar dan lebih kekar dari swingarm biasa.
arm custom
Single-sided arm digunakan pada motor-motor berpenggerak gardan (shaft drive). Semua motor BMW berkode R dan K menggunakannya, juga motor Urals, Moto Guzzi, the Honda Goldwing, Yamaha XS Elevendan Yamaha FJR1300.

Pada BMW kombinasi single-sided swingarm dengan penggerak gardan berada di dalamnya disebut Paralever, sedang MV Agusta menamakannya CA.R.C (CArdano Reattivo Compatto).

Tentang Paralever

Sebelum memperkenalkan sistem Paralever BMW menyematkan teknologi monolever sebagai pembuka teknologi penggerak belakang yang terintegrasi dengan swingarm. Peredam kejut berada di sisi, yang menempel dekat as roda. Di Indonesia, hal ini diterapkan pada suspensi belakang kebanyakan skutik. Hanya saja penggeraknya berupa CVT bukan gardan seperti BMW.
suspensi monolever 
Paralever hampir sama dengan sistem monolever, hanya saja terdapat penambahan batang control arm sebagai tambahan pivot point bagi swingarm dan penggerak belakang. 
paralever generasi pertama
Dengan adanya tambahan control arm ini, sistem suspensi ini menjadi sistem jajaran genjang yang condong, yang sangat mirip dengan suspensi double wishbone pada mobil , perbedaannya pada penempatan posisi roda.

Seakan tidak puas, BMW mengembangkan lagi susepnsi Paralevernya, dengan mengeluarkan Paralever generasi kedua. Dengan menggeser letak peredam kejut lebih dekat ke pusat frame. Muncul pertama kali pada motor R1200GS ditahun 1993.
Paralever generasi kedua
Sepuluh tahun tanpa perubahan BMW mengeluarkan lagi Paralever generasi ketiga, pada motoryang sama R1200GS di tahun 2204 dengan memindahkan control arm ke atas, juga membuat semacam lubang dan satu povot lagi pada swingarm untuk mengurangi beratnya.
Paralever generasi ketiga
Sekian.
Diterjemahkan secara bebas dari :
1. carbibles.com
2. wikipedia.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar