Helm adalah salah satu alat pelindung pengendara sepeda motor. Walaupun secara umum helm juga digunakan dalam kegiatan lain untuk melindungi kepala. Tujuan utama helm adalah keselamatan pengendara terutama melindungi kepala saat terjadi benturan dengan mengurangi efek dari benturan tersebut. Beberapa produk helm melengkapi dirinya dengan tambahan untuk kenyamanan pengendara seperti ventilasi, kaca penutup muka, pelindung telinga bahkan ada pula yang memasang interkom (alat komunikasi sesama pengendara saat riding)
Pengendara motor memiliki resiko tinggi di jalan raya. Ini karena posisi mereka yang dapat bergerak ke segala arah tanpa kendali saat terjadi kecelakaan, juga tanpa ada benda lain yang melindungi mereka sebelum mereka benar-benar menyentuh tanah, berbeda dengan penumpang mobil yang dapat berlindung di balik kokohnya sasis dan body mobilnya. Walaupun pemotor sudah bergear lengkap, tapi tetap tidak bisa lepas dari fatalnya luka saat kecelakaan. Menggunakan helm mungkin dapat menghindari luka di kepala tetapi belum mampu mengatasi cedera leher.
Dulu peran helm belum dianggap penting. Dapat kita lihat di film-film jadul yang menggambarkan adegan sang aktor atau aktris bermotor tanpa helm, bahkan film buatan Hollywoodpun demikian. Sekarang ini helm merupakan kelengkapan wajib untuk pengendara motor di hampir seluruh belahan bumi.
Apa saja sih type-type Helm
Ada lima jenis dasar helm untuk bermotor, walaun secara teknik segala jenis helm bisa digunakan untuk bemotor, yang biasanya tidak legal (bisa ditilang masbro). Semua jenis ini dilengkapi tali pelindung leher, yang jika tidak terpasang dengan benar akan mengurangi (tidak menghilangkan) manfaat helm untuk melindungi kepala.
1. Helm Full face
Helm full face (apa yah padanan katanya dalam bahasa Indonesia) melindungi seluruh bagian kepala, dari belakang kepala hingga depan mulut dan hidung. helm jenis ini punya bukaan di daerah mata yang biasanya dilengkapi pelindung mata berupa plastik atau mika yang bisa bermacam-macam warnanya. Biasa disebut visor. Dilengkapi juga ventilasi-ventilasi supaya kepala pengendara tidak gerah.
Tujuan orang membeli helm jenis ini adalah protection, helm jenis ini paling tinggi tingkat proteksinya. Tapi beberapa orang tidak suka karena memakai helm ini terasa lebih panas, pendengaran agak terbatasi dan gerah. Helm full face untuk offroad biasanya tidak dilengkapi visor, juga space antara mulut-hidung dan pelindung muka agak lebar untuk memperbesar ventilasi, karena berkendara di medan offroad sangat menguras tenaga. Penelitian menunjukkan helm jenis ini menawarkan perlindungan paling baik karena 35 % kecelakaan berdampak utama pada daerah dagu. Menggunakan helm tanpa pelindung dagu berarti mengurangi perlindungan bagi pengendara.
2. Helm Offroad
Helm jenis ini memiliki pelindung dagu dan bagian visor yang lebih panjang daripada helm fullface. Seperti yang dijelaskan di atas offroad membutuhkan banyak ruang agar aliran udara lebih lancar saat riding. juga agar bisa dipasangi goggle pelindung mata. Helm offroad selalu dilengkapi pet seperti pada topi, yang fungsinya melindungi mata dari pancaran sinar matahari. Juga melindungi daerah wajah saat ada halangan di depan saat riding, misal dahan pohon yang merunduk. Tinggal sedikit menundukkan kepala dan membiarkan pet bekerja dengan sendirinya menangkis dahan yang hendak mengelus wajah kita.
Dulunya helm offroad sama persis dengan helm half face seperti sekarang, dan pengendara motor menggunakan goggle dan masker mulut untuk melindungi dari debu dan kotoran yang mampir ke mulut dan hidung. Kini helm offroad selalu memiliki pelindung dagu yang bentuknya lebih menyudut dibandingkan helm full face yang membundar. Dengan menggunakan goggle proteksi helm offroad menyamai proteksi helm full face.
Belakangan, muncul helm yang merupakan perpaduan antara helm full face dan offroad. Biasa disebut Dual Sport Helmet. Visor pada helm full face diterapkan pada helm offroad, tentu saja dengan sedikit penyesuaian. Ada sedikit ruang dipangkal visor untuk menyelipkan karet goggle supaya visor tetap dapat menutup sempurna. Pengendara motor jarak jauh sangat menyukai jenis helm seperti ini. Penyebabnya penggunaan goggle dalam jangka waktu lama tidak nyaman buat mereka. Mereka juga memanfaatkan betul fungsi pet pada helm dual sport ini untuk melindungi terik matahari saat riding dalam jangka waktu yang lama. Beberapa merek helm terkemuka selalu menyediakan jenis helm dual sport ini.
foto from The Bigfella |
3. Helm Open Face
Helm open face biasa di sebut helm 3/4, karena hanya menutupi tiga perempat bagian kepala dengan menyisakan bagian muka tanpa terlindungi. Helm open face dapat melindungi bagian kepala setangguh helm full face tetapi tidak melindungi muka.
Serangga debu, angin dan kotoran langsung mengenai bagian muka yang menyebabkan rider tidak nyaman bahkan terluka. Biasanya helm open face juga terdapat visor yang dapat menutup muka dari gangguan-gangguan kecil tanpa dapat menahan crash yang lebih besar.
Serangga debu, angin dan kotoran langsung mengenai bagian muka yang menyebabkan rider tidak nyaman bahkan terluka. Biasanya helm open face juga terdapat visor yang dapat menutup muka dari gangguan-gangguan kecil tanpa dapat menahan crash yang lebih besar.
4. Helm Flip-up / Modular
Helm model flip-up merupakan hybrid antara helm full face dan open face, atau bisa juga disebut convertible atau flip-face. Ketika tertutup kita mandapati helm ini sebagai helm full face, tapi, bagian pelindung dagu bisa kita buka ke atas atau ada beberapa yang bisa dilepas, karena adanya engsel di bagian rahang helm. Saat dibuka helm ini mirip dengan helm open face. Biker bisa makan, minum atau ngobrol tanpa membuka helm. Helm jenis ini populer bagi pengendara jarak jauh, juga para petugas jalan raya seperti polisi yang mengendarai roda dua.
Helm Modular dan Dual Sport, disukai tourer |
Banyak helm flip-up yang didesain hanya untuk digunakan dalam posisi tertutup saja, pelindung dagu dibuka saat berhenti. Jika pelindung dagu dibuka saat riding, akan memperbesar hambatan angin, karena angin dari depan tidak mengalir mulus melewati bagian atas kepala karena adanya flip-up yang terbuka. Pelindung dagu yang mendongak keatas saat dibuka dan pakai saat berkendara meningkatkan resiko cedera leher saat terjadi kecelakaan.
Standart pengujian DOT di Amerika tidak menyaratkan pengujian pelindung dagu. Sedangkan Snell mengeluarkan sertifikat kelayakan movable flip-up untuk pertama kali. Dan pengujian standart Eropa ECE memperbolehkan sertifikasi helm jenis ini dengan atau tanpa pengujian pada bagian pelindung dagu yang bisa buka-tutup ini, dengan menyertakan tulisan tambahan pada nomor sertifikat, -P untuk protective lower face cover (pelindung dagu yang dapat melindungi) dan -NP (non-protective) dengan disertai teks peringatan.
5. Half Helmet
Desainnya mirip dengan helm open face, tetapi tanpa pelindung bagian belakang kepala dan telinga. Helm jenis ini memberikan perlindungan paling sedikit diantara jenis helm lainnya, tetapi masih diperbolehkan di beberapa negara. Di Indonesia helm jenis ini sudah tidak boleh digunakan oleh pengendara sepeda motor di jalan raya.
Seperti gambar di atas, banyak pengendara motor besar di Amerika masih menggunakan helm sejenis ini. Mungkin agar muka terlihat dan agak2 bangga (kalau tidak mau disebut sombong) punya motor besar.
Diterjemahkan secara bebas dari Wikipedia
5. Half Helmet
Desainnya mirip dengan helm open face, tetapi tanpa pelindung bagian belakang kepala dan telinga. Helm jenis ini memberikan perlindungan paling sedikit diantara jenis helm lainnya, tetapi masih diperbolehkan di beberapa negara. Di Indonesia helm jenis ini sudah tidak boleh digunakan oleh pengendara sepeda motor di jalan raya.
Diterjemahkan secara bebas dari Wikipedia
Sekian,
semoga bermanfaat.
Keep Safety Riding
semoga bermanfaat.
Keep Safety Riding
Tidak ada komentar:
Posting Komentar