Hari ini, sabtu tanggal 12 Maret 2011. Saya bangun agak kesiangan, lanjut tidur lagi sampai jam sebelas. Mumpung libur.
Setelah mandi dan sarapan yang telat, iseng-iseng saya jalan-jalan memanasi si Tibu yang hampir satu bulan tidak pernah meraung keras. Rute paling jauh hanyalah Gramedia atau bandara saat saya pulang kampung tempo hari.
Titik start saya rencanakan di depan pintu Pelabuhan Pangkal Balam. Saya segera meluncur ke sana. Di depan Kantor Kesehatan Pelabuhan saya mengeset My Tracks di HP saya. Dengan arah Ketapang saya memulai perjalanan.
Jalur Ketapang - Air Itam melewati kawasan Industri Ketapang, jadi tidak heran kondisi jalan di sana banyak lubang di sana sini. Demikian juga jalur ke Objek Wisata Pasir Padi dari arah Air Itam. sama parahnya, dengan aspal yang sudah terkelupas menyisakan batu-batu kerikil tajam yang membuat ban kendaraan cepat gundul. Semoga ke depannya jalur ke objek wisata ini lebih diperhatikan. Bagaimana orang akan dengan senang hati berwisata ke sana jika jalan yang harus ditempuh jelek dan tidak menyenangkan.
Ternyata di sini pula ban kendaraan saya jadi korban, saya merasakan ketidakberesan ban belakang si Tibu persis di depan Pondok Pesantren Hidayatussalikin. Saya paksakan sampai saya menemukan tukang tambal ban. Di Pintu Gerbang menuju Objek Wisata Pasir Padi saya menemukan tukang tambal ban. Sambil menunggu saya sempatkan menghadap gusti ALLAH penguasa alam semesta untuk Sholat Dhuhur.
GPS Tracking saya reset kembali. Saya mengambil arah ke Sanfur untuk kemudian berbelok ke kiri (2° 8'47.22"S, 106° 9'55.53"T) memasuki Kompleks Perkantoran Pemerintah Provinsi Kep. Bangka Belitung. Ada sebuah gapura kecil di pintu masuknya. Jalan ini tembus persis di depan Kantor Pak Gubernur (2° 9'7.20"S, 106° 9'33.15"T). Dari sini belok ke kanan sampai di sebuah pertigaan (2° 8'47.56"S, 106° 9'14.04"T)saya mengarahkan kendaraan saya berbelok ke kiri, menyusuri dua jalur jalan yang memiliki pembatas jalan. Jalan ini merupakan jalan tembus kompleks gurbenuran menuju Bandara Depati Amir maupun ke kota Koba.
Jalannya masih sepi, dengan hamparan tanah kosong di kanan kiri jalan. Di sini pula terdapat sport hall yang baru saja selesai dibangun. Di pintu keluar jalan ini (2°10'44.02"S, 106° 8'0.70"T), anda akan menemukan pertigaan, dengan arah kiri Koba dan ke Kanan Bandara.
Melintasi bandara saya bisa memacu motor saya dengan kecepatan agak tinggi, tapi segera menurunkan kembali kecepatan saat memasuki SPBU di Kampung Dul. Saya mengambil jalan ke kiri tepat di samping dealer mobil Suzuki PT. Jagorawi Motor ( 2° 9'37.55"S, 106° 7'46.61"T)
Jalan ini sudah beraspal mulus, menuju kaki bukit yang tampak saat anda akan take off atau landing di Bandara Depati Amir. Daerah ini masih sepi, tak banyak rumah warga di sini, tapi ada semacam kampung jika anda memasukinya lebih jauh, dan ternyata jalan ini tembus ke Kecamatan Bukit Intan. Ada sebuah pertigaan (2° 9'8.68"S, 106° 6'41.30"T) arah belok kiri merupakan jalan tembus ke Kompleks Perkantoran Walikota Pangkalpinang yaitu jalan Perbakin.
Jika anda lurus terus tanpa berbelok di pertigaan itu, anda akan menemui sebuah Kantor Dinas yang sayang saya tidak tahu apa (2° 8'56.84"S, 106° 6'38.25"T) di ujung jalan. Di sini dinamakan Jalan Basuki Rahmat Ujung. Jika anda belok kiri di sini anda bisa menemukan jalan ke kelurahan Parit Lalang (2° 8'38.68"S, 106° 6'29.47"T)
Dari Parit Lalang saya membelokkan motor saya ke kiri lagi. menyusuri sebuah danau kecil, yang ternyata sudah masuk Kabupaten Bangka Tengah (dilihat di papan proyek pembangunan di sekitar danau). Jalan ini akan tembus ke depan Kompleks sekolah Santo Yosef, di sebelah Rumah Sakit Bakti Wara (2° 8'41.26"S, 106° 5'52.39"T). Saya sengaja mengambil jalan ke kanan, karena saya tahu jika mengambil ke kiri lalu memasuki arah terminal kampung keramat (2° 8'27.30"S, 106° 5'40.33"T) jalan di sana rusak, entah karena beban berat atau karena proyek jalan yang belum selesai.
Dari pertigaan RS Bakti Wara ini, saya akhirnya berbelok ke kanan. menyusuri Jalan Solihin GP sebuah tokoh tentara yang namanya diabadikan menjadi jalan ini. Di Pertigaan pertama saya mengambil jalan ke kiri, menyusri jalan yang padat akan rumah-rumah penduduk, yang kemudian akan tembus ke kompleks Polisi Militer. Dari sini saya berbelok ke kiri menyusuri Jalan Mentok untuk kemudian berbelok ke kanan di perempatan Terminal Mentok (2° 8'15.98"S, 106° 5'42.93"T).
Di sini ada sebuah danau buatan (2° 7'51.53"S, 106° 5'39.83"T) yang menjadi sumber air baku untuk PDAM setempat. Daerah ini juga terkenal dengan sebutan Jembatan Dua Belas, yang diidentikkan dengan sebuah jembatan struktrur baja yang memisahkan dua bagian danau buatan tersebut. jalan di sini sangat bergelombang, jadi bersiapkah terombang-ambil jika melewati jalan ini. Jalan dengan kerusakan cukup parah juga terdapat di depan Bengkel Karya |Agung (2° 6'59.10"S, 106° 5'25.34"T). Jika anda meleawi jalan ini, berhati-hatilah, selain sempit, dan bergelombang, kanan-kiri jalan ini sudah tergerus air hujan, menyisakan lubang-lubang besar di tepian jalan yang akans angat berbahaya jika dilewati dengan kecepatan tinggi.
Saya membelokkan motor kembali ke kiri, menuju arah Kelurahan Tua Tunu, dan memasuki jalan tembus yang baru beberapa tahun ini dibangun yang dikenal dengan Jalan Kampak. Jalan ini akan tembus ke SMPN 7 di jalan Fatmawati yang akan tembus di sebuah SPBU (2° 5'55.50"S, 106° 6'41.05"T) di Selindung Baru. Dengan berbelok ke kanan saya menyusuri jalan utama menuju Sungailiat.
Di sebuah jalan sebelum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bangka (2° 5'20.17"S, 106° 6'41.50"T) saya membelokkan motor ke kanan, jalan ini biasa di sebut orang sekitar Jalan Kartini Raya, karena ada sebuah perusahaan penyedia peralatan kelautan dan dokking, PT. Kartini Utama yang berada di ujung jalan ini. Jalan ini beraspal mulus kecuali menjelang lokasi perusahaan tiba-tiba berganti menjadi jalan tanah yang berwarna merah.
Karena tidak ada jalan yang lurus kecuali jika anda hendak ke lokasi perusahaan tersebut saya membelokkkan si Tibu motor saya ke kanan, menyusuri jalan yang lumayan parah rusaknya, serasa bukan jalan di sebuah ibukota provinsi. Mungkin karena di sini banyak pabrik yang berlokasi di tepi sungai Baturusa, sehingga untuk keluar masuk lokasi pabrik terpaksa harus melewati jalan ini.
Jalan ini masuk wilayah Kelurahan Ampui Kec. Pangkal Balam, wah, berarti tujuan saya mengelilingi kota Pangkal Pinang hari ini sudah hampir selesai. Terbukti, setelah satu belokan ke kiri saya sudah menemui jalan menuju pelabuhan, tempat saya start sebelumnya.
Setelah melihat HP, sial ternyata saya masih harus melewati Kawasan Industri Ketapang, karena sebelumnya saya sempat mereset lokasi start saya. Dengan sangat terpaksa demi menggenapi rute saya melewati jalan yang tidak nyaman untuk dilewati untuk kedua kalinya.
Demikian rute keliling Kota Pangkal Pinang saya hari ini, selamat menikmati kembali dengan melihat peta di bawah ini. (anda bisa mengeser, memperbesar, dan menjelajahi peta tsb.)
View Round Pangkalpinang in a larger map
Total Distance: 39,66 km (24,6 mi)
Total Time: 53:52
Moving Time: 52:00
Average Speed: 44,17 km/h (27,4 mi/h)
Average Moving Speed: 45,76 km/h (28,4 mi/h)
Max Speed: 74,70 km/h (46,4 mi/h)
Salammualaikum,
BalasHapussaya pernah iseng coba pakai my tracks juga di pangkalpinang
hasilnya: arah Utara -> Selatan (Sungai Selindung -> lewat sedikit RSUD) kurang lebih 9.80 km
arah Barat -> Timur (pal batas dengan desa air duren -> sampur lewat jln kampung melayu - sudirman - mayor muhidin - perempatan semabung - lurus smp samfur (krn g ada jalan lurus lgsg tuatunu - sampur) kurang lebih 22 km.
kalo jalan d kawasan industri (temberan - pangkal balam), kurang lebih 13 km
Jadi lebih lebar ke samping ya bro,
Hapusmenurut saya aplikasi ini (My Tacks) sangat akurat, bahkan saat ngga ada sinyal dari provider HP, my tacks tetap merekam jejak kita.